Hj Rita Ratina Irianto Kunjungi Dua Bocah Penderita Kelainan Kulit

Mengetahui dari Facebook, Terharu Hingga Menitikkan Air Mata

TANJUNG SELOR, rajawalikaltara.com – Iba, begitu yang dirasakan Hj Rita Ratina Irianto setelah membaca sebuah postingan di media sosial, tentang kondisi seorang bocah di salah satu desa di Bulungan yang mengalami kelainan gen. Seketika itu pula, tergerak hatinya untuk datang menengoknya.

ABDUL KHALIK P BARANA

SEKITAR pukul 08.00 Wita, sembari santai di Rumah Jabatan Gubernur di Jalan Enggang Tanjung Selor, Hj Rita yang merupakan istri Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie itu, tiba-tiba memanggil staf yang biasa mendampinginya. Kepada staf, Hj Rita ingin mengetahui dimana rumah balita yang fotonya diposting di Facebook tersebut.

Setelah ditelusuri, akhirnya diketahui alamat bocah tersebut. Yaitu di kawasan transmigrasi Tanjung Buka SP 5, Kecamatan Tanjung Palas Tengah. Setelah diketahui alamatnya, dengan didampingi beberapa pengurus TP PKK Provinsi Kaltara, Hj Rita Ratina langsung berangkat untuk mendatanginya.

Perjalanan ditempuh menggunakan speedboat selama kurang 20 menit dari Pelabuhan Kayan I Tanjung Selor. Di sepanjang perjalanan, Hj Rita terdengar terus mengungkapkan kesedihannya setelah mendengar kabar, bahwa di daerah di mana dirinya bersama suami mengabdikan diri, ada anak-anak menderita penyakit yang saat ini belum ada cara penyembuhannya.

Menjelang pukul 10.00 Wita, dari kejauhan terlihat barisan pria dan wanita paruh baya dengan mengendarai motor masing-masing mendekat dermaga desa. Rupanya mereka adalah warga desa itu, yang ingin menjemput rombongan Hj Rita dengan mengendarai motor.

Tak banyak pilihan kendaraan yang ada di sini, hanya ada beberapa motor dengan kondisi seadanya. Dengan dibonceng motor, Hj Rita dan rombongan berjalan menuju ke perkampungan warga dengan jarak sekitar 1,5 kilometer dari tempat speedboat bersandar.

Setelah menelurusi jalan tanah berdebu dan melewati 4 jembatan yang tampak rapuh, akhirnya rombongan sampai di Posyandu Flamboyan. Di antara banyak anak yang sedang melakukan pemeriksaan, Hj Rita mencari sosok yang ramai diperbincangkan di media sosial itu.

Di tengah-tengah kerumunan warga, nampak seorang wanita dengan kepala yang tertutupi sarung dan jilbab lusuh. Dia adalah Nur Mardya Ningsih. Ibu dari bocah yang fotonya di-posting di media sosial itu.  Ayumna nama anak itu, usianya 3 tahun. Bocah ini didiagnosa dokter menderita kelainan gen. Sehingga kulitnya sensitif dan mudah terkelupas. Atau dalam bahasa medis disebut Epidermolisis Bulosa (EB).

Haru yang terlihat dari sorot mata Nur Mardya Ningsih. Sambil menggendong Azzam, adik dari Ayumna yang baru berusia tiga bulan serta mengalami hal yang sama. Mata Nur Mardya tampak berkaca-kaca. Dirinya tidak menyangka, bakal dikunjungi oleh istri seorang gubernur.

Ayumna, hanya terdiam, saat Hj Rita dan ibunya hendak membuka kain penutupnya. Hj Rita pun tak bisa menahan rasa ibanya. Sedih, dan prihatin begitu yang dirasanya. Hingga tak terasa, matanya pun ikut terlihat sembab.

Sambil menggendong Azzam, dengan mata berlinang Nur Mardya Ningsih menerima bantuan yang diberikan Hj Rita. “Maaf saya merepotkan ibu-ibu sekalian sampai harus datang jauh-jauh ke tempat ini,” ucap Nur terbata-bata.

Tak hanya bantuan untuk Nur dan anaknya, dalam kesempatan itu, Hj Rita juga memberikan bingkisan kepada ibu-ibu lain warga desa itu yang hadir. Begitu pun bagi anak-anak dan penyuluhnya. Menjelang pukul 12.00 Wita, Hj Rita dan rombongan meninggalkan lokasi Posyandu, dengan menggunakan perahu sampan yang ditawarkan warga untuk menghidari jalan yang berdebu dan bergelombang.

Simpati yang ditunjukkan Hj Rita ini, membuktikan bahwa di tengah krisis moral yang melanda Indonesia, di mana banyak masyarakatnya lebih cenderung mengarah ke sifat individualisme, masih ada sosok dari sekian banyak yang berusaha bertahan. Tak hanya kali ini, dalam beberapa kali kesempatan Hj Rita kerap melakukan hal yang sama. “Selagi kita bisa, membantu sesama adalah merupakan kewajiban kita,” ujar singkat ibu tiga anak itu.(*)

ABDUL KHALIK P BARANAEpidermolisis BulosaHj Rita Ratina Iriantokelainan genNur Mardya Ningsih
Comments (0)
Add Comment