Rajawali Kaltara
Rajawalikaltara.com dengan semangat baru, ingin menyajikan informasi-informasi lugas, terpercaya serta lebih akrab dengan masyarakat Kaltara.

Irianto: Penting Belajar dari Pengalaman Negara Lain

Gubernur Buka Konfernas IV Asosiasi FKUB dan Rakornas FKUB 2018

0 616

TARAKAN, rajawalikaltara.com – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie menekankan tentang pentingnya bagi bangsa Indonesia untuk bercermin dari pengalaman negara lain. Utamanya, sikap masyarakat di negara tersebut yang menopang kemajuan bangsanya. Demikian disampaikan Gubernur saat membuka Konferensi Nasional (Konfernas) IV Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) FKUB 2018 di Kayan Multifunction Hall Hotel Tarakan Plaza, Kamis (6/9). “Penting untuk belajar dari negara lain. Utamanya, pengalaman sejarah bangsa lain. Sebab, segala sesuatu yang ada di bumi ini, pasti berubah dan menghadapi perubahan. Termasuk pada diri kita masing-masing, karena perubahan itu terjadi dan ada dimana-mana,” kata Irianto.

Disebutkan Gubernur, ulasan ini juga didasarkan dari hasil diskusi atas pemaparan yang disampaikan Prof Dr KH Muhammad Sirajuddin Syamsuddin atau Din Syamsuddn, selaku Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban pada Rabu (5/9) di Malam Ramah Tamah Konfernas IV Asosiasi FKUB dan Rakornas FKUB 2018. “Tidak ada bangsa di bumi ini yang terdiri dari satu suku, agama, ras, dan golongan. Ini adalah kodrat dari Allah SWT. Dari itu, kalau kita mau menyadari akan keberadaan hal yang sederhana dan mendasar, maka kehidupan akan lebih baik. Sayangnya, hal ini tak diperhatikan,” urai Irianto.

Irianto mengajak bangsa Indonesia untuk belajar dari pengalaman bangsa China atau Republik Rakyat Tiongkok (RRT). “RRT kini mengalami perubahan mendasar dalam segala segi kehidupan manusianya, termasuk kerukunan beragama. Dengan perubahan itu, kini RRT menjadi sebuah negara besar yang paling cepat kemajuannya di dunia. Juga salah satu negara yang terkaya di dunia. Keandalan listriknya juga cukup tangguh. Ini menjadi penopang kemajuan itu. Tingkat penghasilannya baik, dan penduduk miskinnya pun mengalami penurunan dratis,” ungkap Gubernur.

Salah satu penyebab RRT bisa bangkit menjadi raksasa dunia, adalah penegakan hukum yang sebenar-benarnya. Lalu, pemilihan pemimpin yang selektif didasarkan pada kemampuan dan integritasnya. Dan, fokus pada upaya pemajuan perekonomian.

“Di sisi lain, kita juga harus belajar dari Afghanistan. Negara ini terdiri dari 1 agama, dengan 7 suku. Tapi, hingga hari ini masih berkonflik. Ini karena masyarakatnya tidak bersatu. Lihat juga Yaman, Suriah, Irak dan lainnya. Ini menjadi pelajaran bagi kita agar berkemampuan menjaga kerukunan,” jelas Irianto.

Menyimpulkan semua itu, Gubernur menyebutkan bahwa majunya sebuah negara, sangat ditopang pada kesadaran dari masing-masing individu untuk maju pula. “Dalam hal ini, kesadaran akan kerukunan untuk menjalankan kehidupan beragamanya masing-masing. Sebagaimana, pernyataan Pak Din Syamsuddin, beliau pesimis akan masa depan Indonesia bisa maju apabila masih ada sikap mengotak-kotakkan, sikap fragmentatif. Ini harus menjadi bahan pikir bersama,” tutur Gubernur.

Ini sebuah persoalan besar, menurut Irianto. “Solusinya tak bisa sekaligus. Tapi, bisa secara lokal, yang nantinya menjadi model untuk diterapkan di daerah lain. Selama ini, menurut saya telah terjadi kekeliruan dalam penerbitan peraturan yang menganggap Indonesia itu seragam. Hal ini justru memicu ketimpangan. Apabila ketimpangan itu dibalut dengan isu SARA maka akan muncul konflik berkepanjangan,” beber Gubernur. Untuk itu, lewat kegiatan ini, Gubernur sangat berharap FKUB dapat dikelola dengan prinsip kemajuan dan akuntabel sehingga mampu menjadi garda terdepan menekan isu ketimpangan dan upaya pemecah kerukunan di negara ini.

Sebagai informasi, pada pembukaan kemarin, diawali dengan pembacaan deklarasi dan pernyataan sikap oleh para ketua FKUB se-Indonesia. Dilanjutkan penandatangan deklarasi oleh ketua FKUB dari setiap provinsi di Indonesia, termasuk Kapolda Kaltara Brigjen Indrajit dan Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie. Hadir pada acara itu, Ketua Asosiasi FKUB Indonesia Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet (Ida I Dewa Gede Ngurah Swastha). Untuk pembukaan ini, Gubernur mendapat kepercayaan dari ketua Asosiasi FKUB untuk mewakili Presiden RI Joko Widodo melakukan peresmian pembukaan yang ditandai dengan pemukulan gong.

7 FKUB foto utama 2
MALAM RAMAH TAMAH : Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie saat menghadiri Malam Ramah Tamah Konfernas IV Asosiasi FKUB dan Rakornas FKUB 2018, Rabu (5/9) malam.

MINIATUR HETEROGENITAS INDONESIA

Kaltara adalah sebuah wilayah yang memiliki keberagamaan suku, agama, ras dan antargolongan yang kompleks. Dengan tingkat heterogenitas agama dan budaya yang tinggi itu, Kaltara masih dapat maju dan masyarakatnya pun berjalan beriringan. Inilah sekilas gambaran yang disampaikan Gubernur pada pidatonya di Malam Ramah Tamah Konfernas IV Asosiasi FKUB dan Rakornas FKUB 2018 di Kayan Multifunction Hall Hotel Tarakan Plaza, Rabu (5/9). “Meski secara agama, penduduk Kaltara dominan beragama Islam, sekitar 74 persen, namun penduduknya tetap dapat menghargai keyakinan penduduk lainnya. Dan hidup rukun,”  kata Gubernur.

Penduduk Kaltara juga patut bersyukur, karena Allah SWT telah mengkaruniakan sumber daya alam yang kaya dan luas. “Di Kaltara ada satwa yang khas, serta sungai yang besar. Potensi tersebut, khususnya sungai itulah yang kini tengah diupayakan untuk dikelola dengan baik lewat rencana investasi pembangunan PLTA Sungai Kayan, dengan total daya yang kelak dapat dihasilkan sekitar 9 ribu MW,” tutur Gubernur. Untuk mengelola karunia Tuhan itu, salah satu upayanya adalah mendorong terealisasinya instrumen penyedia kelistrikan yang memadai.

Terkait dengan dukungan dalam upaya menjaga kerukunan umat beragama, Pemprov Kaltara sejak awal terbentuknya FKUB Provinsi Kaltara pada 2015 sudah memberikan dana hibah. Terakhir, dana hibah diberikan kepada FKUB Kaltara sebesar Rp 2,5 miliar. Sebagai informasi, pada acara bertema Kerukunan Umat Beragama Sebagai Pemersatu Bangsa itu, hadir Din Syamsuddin sebagai narasumber.(humas)

Comments
Loading...