Rajawali Kaltara
Rajawalikaltara.com dengan semangat baru, ingin menyajikan informasi-informasi lugas, terpercaya serta lebih akrab dengan masyarakat Kaltara.

Polisi Berhasil Lumpuhkan Penyusup Pilkada

0 761
TARAKAN, rajawalikaltara.com – Adanya massa pengusung salah satu pasangan calon (paslon) yang menghentikan mobil iring-iringan, membuat beberapa provokator nekat ingin menusuk paslon tersebut. Akan tetapi penyusup tersebut berhasil dilumpuhkan pengawal paslon dari satuan Polres Tarakan serta Detasemen C Pelopor Brimob Polda Kaltim.

Dari kejadian tersebut, salah seorang penyusup dilumpuhkan di bagian kaki kanannya dan langsung diamankan petugas. Bukan hanya sampai disitu,  kerusuhan kembali terjadi di depan Kantor Pemilihan Umum (KPU) Tarakan saat dilakukan penghitungan suara.

Aksi unjuk rasa ini juga diwarnai aksi saling lempar botol air mineral akibat dari sejumlah pengunjuk rasa yang memaksa masuk ke dalam kantor KPU. Selang beberapa menit, akhirnya massa berhasil dibubarkan setelah beberapa provokator disergap oleh Pasukan Pengamanan Huru Hara (PHH) dengan menembakkan gas air mata disertai siraman air dari truk water canon.

Rangkaian aksi unjuk rasa ini hanya berupa simulasi pengamanan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang digelar di Taman Berkampung, Kelurahan Kampung Empat, Jumat (5/1). “Tadi sudah dilihat, kalau maksimalnya kami siap berhadapan dengan massa yang besar. Pengamanan tadi mulai awal dari Dalmas , soft, sampai PHH Brimob yang keras. Bisa saja nanti saya perintahkan Brimob duluan sesuai tingkat kerawanan,” papar Kapolres Tarakan, AKBP Dearystone M.H.R Supit.

Dijelaskan Supit, tim PHH sebelum melakukan tugasnya, terlebih dahulu akan ada negosiator. Akan tetapi, pihaknya tidak menampilkan tim anti anarkis dalam simulasi tersebut.

Saat ditanyai, dirinya enggan untuk memberi tahu berapa jumlah personil yang akan diturunkan hingga proses Pilkada berlangsung. Akan tetapi, pihaknya akan meminta bantuan dari TNI. Namun, dari perkembangan situasi tidak bisa diprediksikan saat ini, pasalnya kata dia untuk Pilkada, jika ada kejadian tetap perlu BKO. “Pas tanggal 8 (Januari) baru bisa terlihat kerawanannya. Misalnya ada pasangan calon (paslon) yang tidak memenuhi syarat, massa tidak menerima dan itu sudah rawan serta pada saat kampanye,” bebernya.

Saat ditanyai potensi kerawanan yang akan terjadi di Tarakan, dia mengaku tetap menganggap semua daerah sebagai lokasi yang rawan. “Tidak ada yang tidak rawan, kita mengambil hal terburuk yang bisa terjadi,” tegas pria berpangkat melati dua ini.(xix)
Comments
Loading...