TARAKAN – Persaudaraan Sedulur Lamongan (Persela) Kota Tarakan ikut meramaikan Parade Budaya dan Arakan Padaw Tuju Dulung tahun ini di Kota Tarakan.
Persela Lamongan pada kegiatan Parade Budaya menghadirkan miniatur gapura Kabupaten Lamongan. Dimana terdapat makna yang ingin disampaikan lewat miniatur gapura yang dihadirkan di kegiatan pawai pagi tadi.
Dikatakan , Supaad selaku penasehat dari Persela Kota Tarakan menyampaikan, ini sebagai bentuk warga Lamongan ikut berpartisipasi dalam karnaval budaya.
Lainnya
“Ini bentuk kepedulian dan kebersamaan kami warga Lamongan dengan seluruh pabrikan-pabrikan yang ada di Kota Tarakan. Kami bukan hanya mewakili Lamongan, tapi entitas Jawa pada umumnya. Sehingga keberadaan persela yang hari ini itu adalah bentuk support kepada pemerintah Kota Tarakan,” ujar Supaad.
Ia mengungkapkan lagi, Persela juga mewakili warga Jawa pada umumnya. Ia berharap juga pemerintah tetap selalu merespons keinginan dan harapan rakyat.
Ia tak menampik, kondisi keuangan daerah Kota Tarakan dalam kondisi yang tidak sehat.
” Sehingga kita harus memahami, di sini partisipasi masyarakat yang paling bisa menentukan apapun kegiatan pemerintah kota. Kami pengurus persela semua yang hadir. Insya Allah partisipasi ini bisa memberikan semangat dan enzim baru bagi pemerintah Kota Tarakan,”terangnya
Dikatannya, hari ini miniatur ditampilkan adalah gerbang atau gapura. Maknanya karena gerbang ini adalah simbol. “Simbol tempat masuknya semua entitas yang ada di dalam Kota Lamongan. Itu masuknya adalah gerbang tersebut. Sehingga gerbang ini adalah satu filosofi yang dalam bagi kami. Kemudian ada lambang bandeng dan ikan lele. Ini juga simbol,” bebernya.
Bahwa Lamongan itu berdiri ditopang sektor perikanan dan kelautannya dan sama alias mirip dengan Tarakan. Ia sendiri memperkirakan ada sekitar 1.000-an atau lebih warga Lamongan di Tarakan.
Walaupun rata- rata pekerjaan masyarakat lamongan di Tarakan di sektor kuliner. Bahkan pada parade tersebut, Ia juga membawa oleh-oleh Lamongan yakni Wingko Babat. Ini adalah makanan tradisional dari Lamongan.
“Selama ini masyarakat tahu bahwa Lamongan itu sotonya. Padahal banyak ada kuliner lain seperti seafood. Hari ini kami membawakan warga Tarakan melalui Persela dan Pak Wali Kota kami menyerahkan salah satu cenderamata yang berupa kuliner Lamongan, yaitu Wingko Babat,” ujarnya.
Wingko babat berbahan utama ketan, gula dan kelapa dan ditambah taburan wijen. Cara memasaknya menggunakan dua titik api di atas dan di bawah.
“Wingko babat di tengah ditempatkan. Ini makanan sudah ada di zaman penjajahan Belanda termasuk zaman kerajaan, kuliner ini legend dan jadi camilan warga,” pungkasnya. (*)