Diungkapkan, pasar yang dibangun pada lahan seluas 1,8 hektare ini, memiliki 154 kios. Dimana, 94 kios untuk pasar kering dan kuliner. Sedangkan pasar basah diperkirakan dapat menampung 60 los pedagang.
“Pasar ini terdiri dari dua lantai dan tanahnya sendiri merupakan hibah dari pemerintah desa setempat,” katanya.
Hartono menceritakan, proses pembangunan pasar ini dimulai pada 2018 dengan menggunakan APBD Kaltara sebesar Rp 13 miliar. Kemudian dilanjutkan lagi pada 2019 dengan anggaran sekitar Rp 12 miliar. “Pasar ini akan menjadi pasar utama di wilayah Tanjung Palas Utara. Jika tidak ada aral, setelah pembangunan fasilitas pendukung selesai, nanti akan langsung difungsikan,” kata Hartono lagi.
Terkait dengan para pedagang yang akan menempati, Hartono mengatakan, bersama dengan Disperindagkop kabupaten, aparat kecamatan dan desa mulai melakukan pendataan. Pedagang nantinya diprioritaskan bagi para pedagang yang berada di pasar-pasar tradisional di sekitar pasar sekarang.
“Tentu akan ada aturan yang berkaitan dengan itu(penempatan). Pedagang dari pasar sekitar akan kami prioritaskan,” kata Hartono yang didampingi, Rayan stafnya. Untuk mengatur penempatan, dalam waktu dekat Disperindagkop akan menyusun draf Peraturan Gubernur (Pergub) yang isinya untuk mengatur pengelolaan pasar ini kedepannya.(humas)