Rajawalikaltara.com dengan semangat baru, ingin menyajikan informasi-informasi lugas, terpercaya serta lebih akrab dengan masyarakat di wilayah Kaltara.
TARAKAN- Menindaklanjuti Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, tentang Penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kota Tarakan, berdampak pada sampel pasien untuk dilakukan tes swab ke Balai Besar Laboratorium (BBLK) Surabaya.
Seperti diketahui, trasnportasi yang digunakan untuk mengirim sampel pasien ke BBLK Surabaya, menggunakan moda trasnportasi udara, sementara saat ini telah dilakukan pemberhentian operasional penerbangan dari dan ke kota Tarakan, yang berlaku sejak Sabtu (24/4) sampai (1/6/2020) mendatang.
Walikota Tarakan, Khairul bersama dengan 4 kabupaten lainnya di Kaltara, tengah mendiskusikan terkait hal tersebut, dan berkonsultasi dengan BPK dan BPKP.
“Rencananya kita akan membeli mesin khusus tes swab untuk digunakan di Kaltara, saat ini masih didiskusikan dulu karena pendanaannya ini kan bersama sehingga untuk operasionalnya juga harus bersama” katanya
Sehingga jika alat tersebut nantinya sudah ada, tidak perlu lagi melakukan pengiriman sampel pasien ke Surabaya, karenanya untuk mengatasi masalah pengiriman swab tersebut, harus diselesaikan bersama ditingkat kepala daerah.
“Kalau bisa beli sama-sama sebenarnya bagus, karena alat PCR ini ada 3 itu untuk pemeriksaan TBC, sehingga harus diubah lagi pada catridge, untuk pemeriksaan Covid-19. Hanya saja, prosesnya panjang dari Kementerian Kesehatan” ujarnya
Menurut Khairul, proses pengiriman sampel ke Surabaya, memakan waktu lama untuk menunggu hasilnya sehingga biaya perawatan pasien pun akan kelebihan atau over cost.
“Kalau dikonversi di biaya perawatan ya maka lebih mahal, dibanding dengan adanya alat. Untuk itu, kami sedang upayakan agar mendapat izin dari Kementerian Kesehatan yang terakreditasi dan diakui hasilnya untuk alat ini” tutupnya. (rk-2)
