Rajawalikaltara.com dengan semangat baru, ingin menyajikan informasi-informasi lugas, terpercaya serta lebih akrab dengan masyarakat di wilayah Kaltara.
TARAKAN- Pelatihan Basic Neuro Life Support (BNLS) dilaksanakan selama empat hari di rumah sakit umum daerah (RSUD) Dr. Jusuf SK Tarakan yang diikuti 25 perawat dan merupakan salah salah satu program nasional untuk mencegah penyakit darurat seperi stroke.
Ns. Anwar, S. kep., M.H., sebagai Pengendali Pelatihan dan Fasilitator Pelatihan BNLS mengatakan kegiatan ini diselenggarakan oleh RSUD dr Jusuf SK, berkerjasama dengan Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Prov. Kaltim. Pelatihan BNLS merupakan pelitahan basic untuk perawat, terkait dengan bagaimana cara menghadapi kedaruratan neurologi atau saraf, seperti stroke, cedera kepada, dan berapa penyakit lainnya.
“Ketika teman- teman sudah memahami bagaimana cara dan tekniknya dalam menangani hal terkait stroke, teman-teman perawat nantinya bisa mencegah kematian atau mencegah keparahan dari penyakit tersebut, dalam artian pertolongan pertama pada pasien bisa dilakukan,” jelasnya.
Anwar mengungkapkan jika proses latihan dilakukan selama empat hari, bekerja sama antara RSUD Dr. Jusuf SK dengan Bapelkes Prov. Kaltim dan BPSDM Kaltara, sedangkan untuk faslitatornya didatangkan langsung dari rumah sakit Pusat Otak Nasional yang ada di Jakarta.
“Tidak banyak rumah sakit yang adakan seperti ini, dan ini merupakan pelatihan pertama yang dilaksanakan di Kalimantan Utara,” ujarnya.
Kegiatan ini juga merupakan salah satu kegiatan nasional, karena standar nasional suatu rumah sakit, yaitu terdapat program nasional yang salah satu adalah penanganan stroke dan RSUD dr. Jusuf SK sudah melakukan hal ini.
“Dimana penyakit stroke menempati penyakit tertinggi kedua yang ada di Indonesia dan dengan adanya pelatihan seperti kita bisa mencegah,”ungkapnya.
Ia juga menambahkan jika dalam proses pelatihan kemarin, tidak ada hambatan yang signifikan, pasalnya para pesertanya bisa menjalankan semuanya dengan baik, bahkan untuk fasilitas yang disediakan juga cukup memadai.
“Selanjutnya rencana untuk pelatihan kedepannya, saya dengan dari rumah sakit akan melakukan secara relevansi dan akan mengirim langsung para peserta ke rumah sakit Pusat Otak Nasional (PON) Jakarta , sehingga bisa langsung melakukan praktek,” tutupnya.(adv)