Matangkan Kompetensi dan Jam Terbang, Program Studi Diploma 3 Keperawatan Politeknik Kaltara Bentuk ECS

by

admin

Rajawalikaltara.com

TARAKAN – Sebagai upaya meningkatkan kompetensi, dan kontribusi mahasiswa di lapangan, Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Politeknik Kaltara membentuk Emergency Community Service (ECS) yakni sebuah komunitas yang bergerak pada situasi gawat darurat dan penanganan kebencanaan di masyarakat. Pembentukan komunitas ini ditandai dengan dikukuhkannya pengurus serta anggota pada Jumat (12/9) yang berlangsung di gedung Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Politeknik Kaltara.

Pengukuhan pengurus ECS juga dihadiri oleh PMI, BPBD dan berbagai stakeholder sebagai Mitra ECS dalam menjalankan peran sosialnya. Saat dikonfirmasi, Ketua Dewan Pembina ECS Ns Ludovikus Duhu M.Kep menerangkan, ECS merupakan wadah mahasiswa dalam mematangkan kompetensi melalui pematangan jam terbang. Selain itu, hal ini menjadi wadah mahasiswa dalam menyalurkan rasa empatinya dalam memberikan layanan sosial kemanusiaan.

“Sebenarnya rangkaian ini sudah ada sejak dua bulan lalu, dimulai dari ide pembentukan Emergency Community Service (ECS) setelah terbentuk baru kami melakukan perumusan ADRT dari organisasi tersebut. Setelah selesai baru kami melakukan perumusan mekanisme dan pemilihan ketua dan Wakil Ketua,” katanya.

“Setelah ketua dan wakil ketua terpilih secara demokratis.berdasarkan kesepakatan, hari ini dilakukan pelantikan. Sebenarnya komunitas ini bukan hanya pengurus saja yang berperan tapi ada relawan. Relawan itu sendiri nanti diambil dari mahasiswa keperawatan yang tidak terlibat di dalam pengurus harian,” lanjutnya.

Diungkapkannya, dalam hal ini para dosen juga terlibat dalam melakukan pembinaan kepada anggota ECS yang notabene sebagai mahasiswa Politeknik Kaltara. Lanjutnya, selain meningkatkan kompetensi, pembentukan ECS dilatarbelakangi rawannya bencana yang terjadi di Kaltara. Sehingga melihat kondisi ini Politeknik Kaltara menganggap perlunya sebuah wadah yang siap terjun saat dibutuhkan menanggani situasi gawat darurat.

“Supaya organisasi ini berjalan lancar, ada Dosen Pembina dari bapak Ibu dosen terutama di bidang kegawat – daruratan. Orientasi organisasi ini adalah untuk mendukung visi-misi prodi, di mana visi-misi prodi itu ditekankan terkait penanganan kegawat daruratan dan kebencanaan,” jelasnya.

“Yang ditonjolkan dari mahasiswa program studi diploma 3 keperawatan Politeknik Kaltara adalah kemampuan mahasiswa dalam penanganan kegawatdaruratan dan kebencanaan. Di mana pun nanti ada bencana, nanti relawan siap untuk bergabung dan membantu masyarakat. Tentunya anak-anak kami sudah dibekali dengan banyak keterampilan. Kami juga sudah berkomunikasi dengan BNPB  dan BPBD untuk melatih mahasiswa pada saat bencana,” sambungnya.

Terpisah, Direktur Politeknik Kaltara saat ini adalah Dr. Muhammad Aris, M.Kes menegaskan jika ECS nantinya memiliki call center untuk dapat langsung terhubung kepada masyarakat yang memerlukan bantuan penanganan kebencanaan. Selain itu, dalam meningkatkan profesionalitasnya ECS juga dibina dari beberapa lembaga penanganan bencana pemerintah seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Palang Merah Indonesia (PMI), Badan SAR Nasional maupun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Jadi kemampuan mahasiswa ini diasah untuk menjadi relawan ketika ada bencana. Jadi ke depannya ECS ini memiliki Call Center ketika ada bencana masyarakat bisa menghubungi komunitas. Begitu ada kejadian mahasiswa bisa langsung turun melakukan penanganan,” ungkap Ludo.

“Ini juga menumbuhkan empati dan empati sebagai seorang perawat itu tidak diragukan lagi. Cuma memang tidak ada wadah untuk menyalurkan minatnya. Ketika ada wadah ini harapannya makin tumbuh rasa empatinya ketika ada persoalan di masyarakat,” urainya.

Sementara itu, Penanggung Jawab ECS, Ns. Nur Srianty M.Kep menerangkan, ECS merupakan komunitas pertama yang bergerak untuk kemasyarakatan di dalam lingkup lembaga pendidikan. ECS ini juga dimaksudkan sebagai ajang unjuk gigi politeknik Kaltara khususnya bagi prodi Diploma Tiga Keperawatan dalam memperlihatkan kemampuan mahasiswanya mengambil peran besar di masyarakat.

“Tujuan dibentuknya ECS ini pertama adalah sebagai perwujudan visi-misi prodi. Berdasarkan dari visi prodi kami yakni mengembangkan keilmuan vokasi keperawatan dengan memanfaatkan inovasi tekhnologi hijau dalam bidang keperawatan gawat darurat dan manajemen bencana di tempat kerja. Siapa sih yang menjadi role utamanya pasti mahasiswa. Kami sebagai dosen hanya sebagai pendamping saja,” jelasnya.

“Secara otomatis mahasiswa akan belajar dan melahirkan kepercayaan diri dalam mengasah aspek kompetensi ketika melakukan tindakan keperawatan. Ada kebanggaan ketika mahasiswa itu kita tampilkan di depan umum atau misalnya mungkin di masyarakat. Karena dia kan sebagai role utamanya ketika mahasiswa melakukan pengabdian,” pungkasnya.(*)

Related Post

Tinggalkan komentar