Rajawalikaltara.com dengan semangat baru, ingin menyajikan informasi-informasi lugas, terpercaya serta lebih akrab dengan masyarakat di wilayah Kaltara.
Selamat Hari Guru: Harta Guru Sebanyak Muridnya Yang Berhasil Mengukir Prestasi
RajawaliKaltara.com, Tarakan – Masih ingat kasus percekcokan dua tahun silam, antara ibunda anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan, Wasniar Wahab dengan seorang perempuan bernama Rindu Anggiat Pasaribu. Kasus itu berakhir damai, setelah Anggiat meminta maaf kepada Arteria dan Wasniar.
Dalam buku karyanya, Ir. Vickner Sinaga, M.M., Caleg DPR RI Partai Golkar, Nomor Urut Tiga, Dapil Kalimantan Utara berjudul “Solusi Out Of The Box, Briliant & Fenomenal” dihalaman 81-85, menulis kisah ibu Wasniar, serta ungkapan rasa hormat kepada para gurunya dan meneladani sikap hidup mereka. Menurutnya, kita semua satu dan dipersatukan oleh para guru kita. Melekat identitas peserta didik kata lain dari murid. Di bukunya, ia mengurai bahwa harta seorang guru sebanyak peserta didiknya yang sukses. Vickner menyebut ada beberapa testimoni, berikut kutipannya.
“Terima kasih ibu Wasniar, sungguh menunjukkan pribadi ibu guru yang berpendidikan dan pemaaf. Lebih tiga puluhan tahun mendidik ribuan murid. Detil masalahnya sudah banyak diulas, baik tentang si perempuan yang membuat sang suami tercederai, maupun Ibu Arteria Dahlan. Arteria juga ikut memaafkan, hematku tidak lain dari hasil didikan sang ibu. Sekali lagi, mulia hatimu ibu guru Wasniar. Jadi pemicu untuk mengenang para ibu guru kami, lewat insiden viral itu.
Apresiasi hanya buat ibu guru? Bapak guru tak ikut? Ya, pastilah. Cuma baru tiga hari lalu hari ayah bukan? Ngalah sedikit… Satu hal yang pasti, kita semua “satu”. Dipersatukan para guru kita. Karena, melekat identitas diri kita “peserta didik”, bukan? Kata lain dari “murid”. Kusebut, bahwa harta seorang guru, sebanyak peserta didiknya yang sukses, Apa betul? Kita simak beberapa testimoni berikut ini.
Pertama, akhir tahun dua ribuan, seorang sobatku terkena serangan jantung. Dia, pak guru Dalton Silaban, teman SD ku di tahun 60 an. Beruntung selamat, namun vonis pun jatuh. Jalan terbaik operasi “by pass” jantung. Bagai dihantam palu, hati keluarga begitu masgul.
Biaya jauh dari tersedia. Di lain pihak, waktu tak bisa ditawar. Berbahaya, karena bisa sewaktu waktu terserang lagi. Keluargapun sudah berupaya untuk biaya operasi besar itu. Ratusan juta, namun masih kurang. Hingga, tak lama sesudah tindakan operasi berlangsung, sebuah Jawaban atas doa tulus keluarga. Bersama karangan bunga, para murid-muridnya yang sukses, peserta didik di SMPN 12 yang ikut mengatasi persoalan kurang biaya itu.
Paling spesial dan menarik di kisah ini, bahwa yang melaksanakan operasi “by pass” tersebut, dulu adalah anak didiknya, Dr. Royman Simanjuntak yang sudah berhasil menjadi dokter spesialis.
Kisah ini menjadi lebih spesifik. Karena pak guru Dalton, adalah juga putera seorang guru. Kami panggil dulu encik Hutasoit. Bahagialah di keabadian sana, melihat murid yang juga puteramu, dipedulikan oleh muridnya. Mungkin tak menduga sebelumnya, bahwa hasil didikannya tidak berakhir terbatas pada muridnya saja. Kepedulian terhadap guru, berlanjut menular ke murid dari muridnya.
Testimoni kedua, saat bandara mulai pindah dari Kemayoran ke Soekarno-Hatta. Penerbangan masih sedikit, penumpang membludak, penerbangan ke Surabaya sore itu. Perkiraanku tiket akan habis dan saya harus pulang ke rumah. Balik lagi, untuk antri tiket esoknya. Sekonyong-konyong, seseorang dari antrian paling depan menemuiku.
“Pakai antrian saya saja pak!
“Biar saya geser esok berangkat,” ujarnya.
Ternyata, dia salah seorang mahasiswaku di Fakultas Teknik Universitas Pakuan, Bogor. Tawarannya kuterima. Saya ucapkan terima kasih atas pengorbanannya. Saya pun bisa berangkat sore itu, menjemput isteri dan puteriku dari Surabaya yang sudah lama menanti.
Testimoni ketiga, tanggal 24 November 2021. Seorang guru tertua yang kukenal berulang tahun. Yang juga isteri seorang guru ini, genap berusia 100 tahun. Umur tiga digit. Beliau adalah ibu Siti Rumenda Harahap Sitompul, Isteri dari bapak guru PB. Harahap, terakhir sebagai Kepala Sekolah SMU Negeri 1, Medan. Sekolah beken, favorit.
Jumlah semua keturunannya, termasuk cucu dan cicit, mendekati seratusan orang. Diperoleh dari empat putera dan dua puterinya, meski sudah mudah lupa, si ibu, begitu disiplin dan semangat berbaginya tak pernah pudar.
Amazing. Pesannya, tak harus kaya dulu baru berbagi. Mulailah lebih dini. Betapa bahagianya berada di lingkungan keluarga para guru.
Kuucapkan, selamat hari guru. Tulisan ini kudedikasikan buat, ibu Wasniar Dahlan, Dalton Silaban. Juga buat ibu guru Nafsiah Dahlan Iskan, mantan guru SD di Melak, Kalimantan Timur. Tentu juga buat komunitas para guru, yang tanpa disadari sudah menjadi panutan. Hingga para peserta didiknya, sukses, bisa sampai pada tahap sekarang.
Saatnya kita merenung, mengingat jasa para guru kita. Mengenang guru kita yang sudah tidak bersama kita lagi. Elok juga kita mengiyakan aksioma itu, bahwa harta seorang guru, sebanyak muridnya yang berhasil. Juga hipotesa, bahwa harta seorang mentor, adalah sebanyak kadernya yang sukses,” Tulis Vickner Sinaga penerima penghargaan Satya Lencana Pembangunan dari Presiden RI tahun 2012 dalam bukunya. (Ibu Siti Rumenda Harahap telah berpulang beberapa bulan lalu di usia hampir 102 tahun).
Diberbagai kesempatan, Ir. Vickner Sinaga selalu menjadikan rintangan yang dihadapi menjadi peluang baru. Merubah paradigma, kesulitan mendorong mencari solusi dan terobosan, menantang! selalu dikatakannya.
Dia terlahir dari ayah dan ibu yang juga berprofesi sebagai guru. Berawal di Medan, dosen di Fakultas Teknik Universitas HKBP Nomensen 1980/1981. Terakhir, menjabat Dekan Fakultas Energi Terbarukan PLN Corporate University tahun 2011- 2015, di Makassar. Sudah 35 tahun sebagai guru, pendidik tanpa jeda. Bahkan hingga kini, masih aktif sebagai motivator Solusi Out of The Box. Fasilitator Workshop di Institusi training leadership kelas dunia, Institut Mahardika, yang dipimpin guru etos, Jansen Sinamo. Menurutnya guru terbaik bukanlah sosok akan tetapi satu kata, Pengalaman.
“Bahwa pengalaman adalah guru
yang terbaik. Belajar dari pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain, bisa memberi kita referensi untuk melangkah. Setidaknya untuk benchmark, pembanding,” tegas ketua DEPIDAR SOKSI Kalimantan Utara dan BOD PLN 2009-2014. (Adv/VS center)